Editor : Anisa Fadilah
Foto : pasardana id
Jakarta, PK
APBN 2022 diharapkan mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Khususnya dengan kehadiran varian baru virus korona. Sehingga reformasi struktural dan pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam laporannya, pemulihan ekonomi 2022 juga dibarengi risiko yang baru yang harus dikelola, seperti volatilitas harga komoditas dan tekanan inflasi, implikasi kenaikan suku bungaa di Negara majum, seperti Amerika Serikat dan pemulihan ekonomi China.
Dikutip dari Kompas, APBN 2022 akan terdiri atas belanja Negara senilai Rp 2.714 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.944,6 triliun dan TKDD Rp 796,6 triliun. Sementara pendapatan Negara senilai Rp 1.8461,1 triliun yang berasal dari pajak Rp 1.510 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 335 triliun, serta sisanya dari dana hibah.
Berdasarkan data tersebut, maka APBN 2022 masih akan defisit 4,85%, namun demikian nilainya menurun dibandingkan dengan defisit di tahun 2020 yaitu sebesar 6,14% dan diperkirakan sebesar 5,1-5,4% di tahun 2021 ini.
Sumber : Kompas
Penulis : Sarah Natasya Viorina
Commenti